Halaman

Kamis, 01 Februari 2018

Ingatan dalam Senja



by: Kristian Adhi Kurniawan

Menatap senja nan berhias asa
Kemilau jingga menembus raga
Angin pantai berbisik padaku
Menghantar suatu ingatan tentangmu

Terbayang dirimu pada masa itu
Di sela formalitas berdinamika
Tawa dan tingkah lakumu itu
Sungguh mewarnai hari-hariku

Perlahan tapi pasti
Sederhana tapi mengena
Kau berhasil membuat diriku mengagumimu
Kehangatan sifatmu bagai mentari senja
Terpancar hangat menerpa kalbu

Sabtu, 27 Agustus 2016

Cinta Sejati

       Bicara tentang cinta tentu banyak macamnya. Ada cinta pada keluarga, cinta sepasang kekasih, kasih antar teman / sahabat, dll. Semuanya memang terlihat indah, tetapi bukanlah cinta sejati. Ada yang mengasihi sesama teman dengan motif memanfaatkan kebaikannya untuk kepentingan diri sendiri. Tapi ketika temannya itu sedang dalam kesusahan, apakah dia mau peduli dan menolongnya? Atau seakrab-akrabnya suatu persahabatan, bisa saja seiring berjalannya waktu mereka mulai jarang berinteraksi. Entah karena kesibukan masing-masing / problem tertentu.

Sedangkan di dalam keluarga walau ada hubungan darah dan saling mengasihi, terkadang orang tua dan saudara mengecewakan kita. Dalam hal percintaan antar kekasih, ada orang yang merasa bahwa ia memiliki pasangan 'sempurna' yang sesuai kriteria & ekspektasinya. Tapi yang namanya manusia pasti ada juga kelemahannya, tidak ada yang sempurna. Secocok apapun pasti pernah cekcok. Banyak kejadian dari tahun ke tahun, terutama di kalangan selebritis tanah air.. perceraian & pertengkaran pasangan sering terjadi.



      Maka dari itu, timbul suatu pertanyaan: "Apakah cinta sejati itu ada?" Ternyata ada. Mungkin Anda belum mengetahuinya. Cinta sejati hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. "Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16

     Yesus adalah Juru Selamat. Ia rela disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Betapa besar kasih & pengorbananNya itu. Tuhan Yesus juga mau menerima kita apa adanya. Senajis apapun.. sebanyak apapun dosa kita, Ia tetap mengampuni. Maka dari itu, mari bertobat dengan kesungguhan hati dan percaya bahwa Yesus itu satu-satunya Jalan Keselamatan menuju hidup kekal.

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Yohanes 14:6

Minggu, 14 Agustus 2016

Perbedaan Game FPS dan TPS


Agan-agan yang gamers pasti tau banget dong kalo secara garis besar ada dua sub-genre game action shooter. Apa aja tuh? FPS (First Person Shooter) & TPS (Third Person Shooter). Perbedaan paling mendasar dari dua jenis game ini yaitu perspektif / sudut pandang dari player. FPS pake sudut pandang orang pertama, kalo TPS pake sudut pandang orang ketiga (Ngomongin sudut pandang, ane jadi inget nih pelajaran BI yang ngebahas sudut pandang dalam cerita.:v ) Biasanya gamers cenderung suka salah satu aja antara FPS atau TPS, tergantung selera & gaming style gan. Kalo ane pribadi lebih suka game TPS gan.. apalagi yang open world, karena lebih bebas melakukan hal lain di luar misi.

Secara tampilan gameplay pada umumnya, di game FPS cuma kelihatan senjata, equipment & tangan char yang kita mainkan [kadang ada juga yang kelihatan kakinya kalo menggerakkan mouse ke bawah]. Nah, kalo di game TPS itu seluruh badan char kelihatan & area yang terlihat lebih luas termasuk sebagian area di belakang char. Dua hal itu yang menyebabkan sensasi ngegame-nya berbeda pula. FPS lebih afdol untuk akurasi tembakan yang jitu, sedangkan di TPS kita bisa menyaksikan aksi & pergerakan char secara utuh. Tapi ada juga lho gan.. game FPS yang sedikit ada unsur TPS, misal saat naik tank / kendaraan lain bisa kelihatan dari perspektif orang ke-3. Sebaliknya ada game TPS yang ada fitur FPS-nya, misalnya waktu pake sniper / mounted gun.
Ini ilustrasi sudut pandang / perspektifnya gan:

"Number-person views" by Gamingforfun365 - Paint.net. Licensed under CC BY-SA 3.0 via Wikimedia Commons - https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Number-person_views.png#/media/File:Number-person_views.png

Dari segi realisme / kenyataan, FPS lebih realistis daripada TPS. Kenapa? Karena game FPS pake sudut pandang mata gamers, seolah-olah kita menjadi character utama yang berada dalam game. Apalagi kalo maen-nya pake Virtual Reality, lebih terasa tuh sensasi real-nya. Sedangkan game TPS kurang realistis karena kita terkesan memainkan char di belakang layar & posisi kamera mengikuti char dari belakang (kalo game 3D). Kadang malah serasa jadi kameramen yang selalu mengikuti pergerakan char kemanapun dia pergi, hehehe.

Contoh game FPS: Metro 2033 Redux

Contoh game TPS: Saints Row IV

Lanjut ke shooting accuracy (ketepatan menembak). Dalam game FPS tentu lebih akurat saat menembak. Seolah-olah player yang memegang & menembakkan senjata api. Kalo game TPS kurang akurat nembaknya gan. Walau crosshairs bisa zoom in, masih lebih akurat cara menembak ala FPS. Hal itu karena perspektif player bukanlah perspektif character yang dimainkan.

Ada perbedaan juga saat melompat. Dalam First Person Shooter, lebih susah memperkirakan jarak saat melompat, misalnya melewati jurang. Sedangkan di game Third Person Shooter bisa melompat lebih mudah karena gamers dapat memperkirakan jarak dengan lebih efektif.

Sebenarnya masih ada banyak perbedaan game FPS dan TPS. Ini tabel perbandingan secara ringkas dari www.ebay.com (What Are the Differences Between First-Person Shooter and Third-Person Shooter Games?) :

Gaming Aspect

First-Person Shooter Game

Third-Person Shooter Game

Realism
Most realistic
Player is removed from the in-game character
Shooting accuracy
More accurate
Tends to be less accurate
Ease of aiming
Easier to aim
Can be more difficult to sight
Controls
Complex and challenging
Simpler
Field of vision
Narrow
Wide
Cover mechanics
Lacking
Well developed
Awareness of character and environment
Can be problematic as the view is obscured
Wider view improves awareness
Camera angles
Difficult to judge distance when jumping
Can be problematic when taking cover or moving close to objects
Overcome by the development of intelligent camera systems