Halaman

Sabtu, 27 Agustus 2016

Cinta Sejati

       Bicara tentang cinta tentu banyak macamnya. Ada cinta pada keluarga, cinta sepasang kekasih, kasih antar teman / sahabat, dll. Semuanya memang terlihat indah, tetapi bukanlah cinta sejati. Ada yang mengasihi sesama teman dengan motif memanfaatkan kebaikannya untuk kepentingan diri sendiri. Tapi ketika temannya itu sedang dalam kesusahan, apakah dia mau peduli dan menolongnya? Atau seakrab-akrabnya suatu persahabatan, bisa saja seiring berjalannya waktu mereka mulai jarang berinteraksi. Entah karena kesibukan masing-masing / problem tertentu.

Sedangkan di dalam keluarga walau ada hubungan darah dan saling mengasihi, terkadang orang tua dan saudara mengecewakan kita. Dalam hal percintaan antar kekasih, ada orang yang merasa bahwa ia memiliki pasangan 'sempurna' yang sesuai kriteria & ekspektasinya. Tapi yang namanya manusia pasti ada juga kelemahannya, tidak ada yang sempurna. Secocok apapun pasti pernah cekcok. Banyak kejadian dari tahun ke tahun, terutama di kalangan selebritis tanah air.. perceraian & pertengkaran pasangan sering terjadi.



      Maka dari itu, timbul suatu pertanyaan: "Apakah cinta sejati itu ada?" Ternyata ada. Mungkin Anda belum mengetahuinya. Cinta sejati hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. "Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Yohanes 3:16

     Yesus adalah Juru Selamat. Ia rela disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Betapa besar kasih & pengorbananNya itu. Tuhan Yesus juga mau menerima kita apa adanya. Senajis apapun.. sebanyak apapun dosa kita, Ia tetap mengampuni. Maka dari itu, mari bertobat dengan kesungguhan hati dan percaya bahwa Yesus itu satu-satunya Jalan Keselamatan menuju hidup kekal.

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Yohanes 14:6

Minggu, 14 Agustus 2016

Perbedaan Game FPS dan TPS


Agan-agan yang gamers pasti tau banget dong kalo secara garis besar ada dua sub-genre game action shooter. Apa aja tuh? FPS (First Person Shooter) & TPS (Third Person Shooter). Perbedaan paling mendasar dari dua jenis game ini yaitu perspektif / sudut pandang dari player. FPS pake sudut pandang orang pertama, kalo TPS pake sudut pandang orang ketiga (Ngomongin sudut pandang, ane jadi inget nih pelajaran BI yang ngebahas sudut pandang dalam cerita.:v ) Biasanya gamers cenderung suka salah satu aja antara FPS atau TPS, tergantung selera & gaming style gan. Kalo ane pribadi lebih suka game TPS gan.. apalagi yang open world, karena lebih bebas melakukan hal lain di luar misi.

Secara tampilan gameplay pada umumnya, di game FPS cuma kelihatan senjata, equipment & tangan char yang kita mainkan [kadang ada juga yang kelihatan kakinya kalo menggerakkan mouse ke bawah]. Nah, kalo di game TPS itu seluruh badan char kelihatan & area yang terlihat lebih luas termasuk sebagian area di belakang char. Dua hal itu yang menyebabkan sensasi ngegame-nya berbeda pula. FPS lebih afdol untuk akurasi tembakan yang jitu, sedangkan di TPS kita bisa menyaksikan aksi & pergerakan char secara utuh. Tapi ada juga lho gan.. game FPS yang sedikit ada unsur TPS, misal saat naik tank / kendaraan lain bisa kelihatan dari perspektif orang ke-3. Sebaliknya ada game TPS yang ada fitur FPS-nya, misalnya waktu pake sniper / mounted gun.
Ini ilustrasi sudut pandang / perspektifnya gan:

"Number-person views" by Gamingforfun365 - Paint.net. Licensed under CC BY-SA 3.0 via Wikimedia Commons - https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Number-person_views.png#/media/File:Number-person_views.png

Dari segi realisme / kenyataan, FPS lebih realistis daripada TPS. Kenapa? Karena game FPS pake sudut pandang mata gamers, seolah-olah kita menjadi character utama yang berada dalam game. Apalagi kalo maen-nya pake Virtual Reality, lebih terasa tuh sensasi real-nya. Sedangkan game TPS kurang realistis karena kita terkesan memainkan char di belakang layar & posisi kamera mengikuti char dari belakang (kalo game 3D). Kadang malah serasa jadi kameramen yang selalu mengikuti pergerakan char kemanapun dia pergi, hehehe.

Contoh game FPS: Metro 2033 Redux

Contoh game TPS: Saints Row IV

Lanjut ke shooting accuracy (ketepatan menembak). Dalam game FPS tentu lebih akurat saat menembak. Seolah-olah player yang memegang & menembakkan senjata api. Kalo game TPS kurang akurat nembaknya gan. Walau crosshairs bisa zoom in, masih lebih akurat cara menembak ala FPS. Hal itu karena perspektif player bukanlah perspektif character yang dimainkan.

Ada perbedaan juga saat melompat. Dalam First Person Shooter, lebih susah memperkirakan jarak saat melompat, misalnya melewati jurang. Sedangkan di game Third Person Shooter bisa melompat lebih mudah karena gamers dapat memperkirakan jarak dengan lebih efektif.

Sebenarnya masih ada banyak perbedaan game FPS dan TPS. Ini tabel perbandingan secara ringkas dari www.ebay.com (What Are the Differences Between First-Person Shooter and Third-Person Shooter Games?) :

Gaming Aspect

First-Person Shooter Game

Third-Person Shooter Game

Realism
Most realistic
Player is removed from the in-game character
Shooting accuracy
More accurate
Tends to be less accurate
Ease of aiming
Easier to aim
Can be more difficult to sight
Controls
Complex and challenging
Simpler
Field of vision
Narrow
Wide
Cover mechanics
Lacking
Well developed
Awareness of character and environment
Can be problematic as the view is obscured
Wider view improves awareness
Camera angles
Difficult to judge distance when jumping
Can be problematic when taking cover or moving close to objects
Overcome by the development of intelligent camera systems


Senin, 08 Agustus 2016

Pengalaman Baru di Kampus Ungu


Dulu aku sering menceritakan pengalaman saat sekolah di blog ini. Nah, karena sekarang sudah kuliah, aku akan share pengalaman di dunia perkuliahan. Saat ini aku sedang menjalani tahun kedua kuliah di jurusan Teknik Informatika. Berarti tahun pertama sudah terlewati dan masa transisi dari SMA ke kuliah berakhir sudah. Sudah jadi kakak tingkat nih buat yang angkatan 2015, hehehe. Well, jadi teringat gimana awalnya jadi maba tahun 2014 & dapat pengalaman baru di kampus ungu, yaitu Unika Soegijapranata, Semarang.


======================================================================================
Flashback semester pertama kuliah...
Pagi itu Technical Meeting PTMB 2014 dimulai. Acara ini mengundang banyak tanya & penasaran dalam pikiranku. Seperti apa acara PTMB? Kenapa harus dilaksanakan selama berhari-hari? dst..
Saat itu theme song PTMB 2014 terinspirasi dari lagu Terbang karya Vierra.

Jujur aja dulu aku cukup shock saat mengikuti PTMB 2014 (Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru) dan menjalani kuliah semester 1. Kenapa? Karena ternyata lingkungan sosial & pergaulan di dunia kuliah lebih beragam dan lebih acak dibanding ketika dulu sekolah. Persentase anak kost juga meningkat saat kuliah ini, di kelasku bisa dibilang perbandingannya hampir 50:50 dengan anak rumahan. Bahkan waktu aku bergabung di salah satu UKM, banyak teman yang anak kost.

Suasana di antara maba masih canggung & banyak yang saling berdiam diri, sangat terlihat saat PTMB fakultas. Itu wajar karena rata-rata belum saling kenal, boleh dikatakan sebagai "syndrom" anak baru.. kecuali bagi yang dulunya teman satu sekolah. Seiring berjalannya waktu, bulan demi bulan, semester demi semester, barulah terlihat mana mahasiswa yang memang pendiam dan mahasiswa yang banyak bicara.
=======================================================================================

Ternyata di jurusan tempatku belajar, jadwal kuliahnya cukup santai jika dibandingkan Arsitek & Psikologi misalnya. Rata-rata dalam 1 semester cuma 1 mata kuliah per hari (cuma pas semester 1-2)
Untuk anak rumahan sepertiku, ada beberapa keuntungan kalau jadwal kuliahnya santai:
+ Tentu bisa pulang lebih awal, dengan catatan bahwa jam kuliahnya mulai pagi hari. Kalau masuk siang ya tetap pulang sore, wkwkwkwk...
+ Hemat uang jajan, bisa makan siang di rumah kalau tidak kuliah sampai sore. 
+ Ada waktu luang lebih banyak di luar kegiatan kuliah.

Bersama teman-teman seangkatan




























Berbeda dengan mayoritas jurusan IT di kampus-kampus lain yang menggunakan Windows, jurusan IT di Unika Soegijapranata bisa dibilang antimainstream, karena menggunakan Linux untuk pembelajaran. Ada dosenku yang mengungkapkan bahwa jurusan kami merupakan satu-satunya jurusan Teknik Informatika berbasis Linux di Jawa Tengah.

Saat awal-awal kuliah, pengalamanku cukup berlainan dengan semasa sekolah dulu. Mulai dari hal akademis sampai non akademis. Contohnya: belajar di kelas besar berisi 70-80 mahasiswa it's something 'wow' for me in the beginning. Wajar saja.. karena hanya ada sedikit dosen tetap di jurusan kami, maka angkatan kami tak bisa dibagi jadi beberapa kelas ; Mempertahankan IPK yang bagus di semester awal bagiku mudah, tapi makin sulit seiring berjalannya semester karena tingkat kesulitan makul yang bertambah ; Bergabung dalam kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), sejenis ekskul kalo di dunia sekolah.

Dalam hal non akademis, misalnya organisasi... aku sempat mengikuti 2 UKM. Apa saja itu? UKM Paraga (jurnalistik) & UKM Mirror (fotografi). UKM yang paling lama aku ikuti adalah Paraga, selama 1 tahun kurang beberapa bulan, dari 2 tahun masa jabatan. Sedangkan UKM fotografi cuma ikut 2 kali pertemuan saja dan setelah itu berhenti, karena memang bukan minatku disitu. Aku juga sempat ikut audisi UKM vokal grup bernama Gratia Voice, tapi tak lolos audisi. Gak apa-apa, lumayan buat pengalaman.


Sebenarnya aku ikut UKM jurnalistik karena dulu saat psikotes SMA, salah satu saran dunia kerjaku selain programmer yaitu jurnalis. Maka aku coba mengembangkan diri disitu. Saat wawancara perekrutan, aku memilih menjadi divisi editor dan akhirnya diterima di divisi tersebut. Di UKM ini entah kenapa sebagian besar temanku berasal dari fakultas soshum (Psikologi, FEB (Ekonomi & Bisnis), Komunikasi)). Sedangkan anggota yang dari fakultas saintek hanya 2 orang, yaitu aku dari jurusan teknik informatika & satunya lagi jurusan arsitek.  Aku masih ingat saat minggu-minggu awal bergabung di UKM Paraga, ada seorang cewek yang aku sukai.

Jadi begini awalnya gan, sore itu aku ikut rapat UKM jurnalis di kampus. Intinya membahas tentang RKT alias Rencana Kegiatan Tahunan. Nah, kebetulan pas itu aku duduk di samping seorang cewek. Awalnya aku biasa aja duduk di samping dia. Tapi lama-kelamaan aku mulai naksir dia. Wajahnya memang cuma sedikit cantik menurutku, tapi yang bikin aku terpesona sama dia itu cara ngomongnya yang centil & keaktifan dia saat mengungkapkan ide. Sering dia ngomong sambil menggerakkan tangannya pertanda memperjelas pembicaraan waktu berpendapat, dan saking semangatnya sampai beberapa kali tanpa sengaja tangannya dia kena lenganku. Walau gitu doang kejadiannya, aku tetap kaget dan jantungku berdebar-debar. Apalagi kalo dengar dia pas ngomong aja rasanya aku langsung nyess adem gimana gitu. Sempat jarak duduk antara aku dan dia sangat dekat, bikin jantungku makin berdegup kencang. Padahal sebelumnya dia dan aku duduknya agak jauh.

Januari 2015.. kampusku mengadakan kegiatan pengembangan diri yang wajib diikuti mfahasiswa baru, yaitu ATGW (Arising The Grateful Winner). Karena banyaknya mahasiswa, maka dibagi menjadi banyak gelombang sampai Februari. Aku termasuk gelombang 4, tepatnya di kelas 4C. Saat pembukaan ATGW, kami diperkenalkan dengan para Co-Trainer yaitu kakak tingkat. Setelah ice breaking kami diarahkan menuju kelas masing-masing. Sekitar setengah jam kemudian, di dalam kelas kami masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Nah.. kelompok kecil inilah yang melakukan berbagai tugas yang diberikan selama acara ATGW berlangsung, termasuk Action Plan sampai bulan Agustus. Kami dilatih untuk menetapkan & mengisi target mingguan yang bersifat individu. Follow up tiap kelompok juga diadakan untuk evaluasi target, pengisian target lain & rencana action plan. 

Sekarang aku akan share tentang kelompok ATGW dimana aku bergabung. Kami berasal dari 5 fakultas yang berbeda: 3 mahasiswa FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), 2 mahasiswa Ilmu Komputer, 1 mahasiswa Psikologi, 1 mahasiswa Teknologi Pertanian, dan 1 mahasiswa FAD (Fakultas Arsitektur dan Desain). Total ada 8 orang di kelompok yang diberi nama "Captain America" ini. Kami dibimbing oleh seorang kakak co-trainer dari jurusan Elektro. Singkat cerita, suka duka ATGW kami jalani bersama sejak bulan Januari-Agustus 2015. Hingga akhirnya kelompok kami dengan beberapa kelompok lain melakukan action plan mengecat ulang tempat parkir kampus.
Let's do it !

Dalam ATGW inilah mahasiswa-mahasiswi dari berbagai fakultas dan jurusan dipertemukan, saling berinteraksi & bekerjasama. Banyak yang menemukan teman-teman baru disini. Sebelumnya kami mungkin kurang peduli dengan anak fakultas lain, karena biasanya hanya mau akrab dengan teman dari jurusan dan fakultas sama. Hal tersebut diilustrasikan dalam video ini:




Begitulah pengalaman kuliahku selama 2 tahun ini di Unika Soegijapranata. Ini ceritaku, apa ceritamu? :)