Halaman

Minggu, 01 September 2013

Ada Cinta di Warnet

Guntur adalah seorang remaja yang hampir setiap hari main ke warnet, lantaran di rumahnya sendiri tak ada internet. Main game online, mengerjakan tugas & online facebook ialah beberapa hal yang dia lakukan saat menjelajahi dunia maya di internet. Dengan tarif Rp 3000/jam, Guntur bisa menikmati layanan internet.

Guntur: Aseeek!! Walau baru 1 jam, aku udah naik level 8 kali! (dengan suara yang cetar membahana) Tanpa cheat lho...
Penjaga warnet: Ssstt... jangan teriak-teriak dong, dek! Ngganggu pengguna warnet yang lain. Emangnya ini di hutan?
Guntur: Hehehe... maaf ya, mas. (Tiba-tiba beranjak dari kursi) Aku mau beli Coca-Cola, harganya berapa mas?
Penjaga warnet: Harganya 4000
Guntur: 3000 aja dong..
Penjaga warnet: Gak bisa, dek. Harganya udah segitu, gak bisa ditawar. Ini bukan pasar tradisional. (dengan muka kesal)
Guntur: Ya udah, ini uangnya. Aku taruh uang 2000 di atas uang 2000, agar mas bisa nerima uang 2000 sambil mas nerima uang 2000. (menyerahkan uang, lalu kembali bermain game online sambil minum sebotol Coca-Cola)


Detik berganti detik, dan menit berganti menit, akhirnya tepat selama 2 jam, Guntur memakai internet. Setelah mematikan komputer, dia membayar dan langsung pulang.

Sebenarnya, dari lubuk hati yang paling dalam, Guntur ingin mempunyai pacar. Sampai-sampai, dalam perjalanan pulang dari warnet, dia berhenti sejenak sambil berkata dalam hati: "Ya Tuhan, aku ingin sekali punya pacar. Aku sudah bosan menjadi jomblo, oleh karena itu, Tuhan.. kirimkanlah padaku kekasih yang baik hati dan yang mencintai aku apa adanya. Amin." Sesampainya di rumah, bapaknya keheranan melihat anaknya yang kelihatan seperti orang galau.

Bapak: Guntur, kok kamu kelihatan galau? Ada masalah apa?
Guntur: Gak ada apa-apa, pak. (sambil menundukkan kepala)
Bapak: Ah, yang bener? (berjalan mendekati Guntur)
Guntur: Beneran, aku lagi latihan akting kok..
Bapak: Oooo... gitu to.
Guntur: Iya pak, ini untuk penilaian drama di sekolah.
Bapak: Kalau begitu, ayo lanjutkan latihan aktingmu!
Guntur: Oke.

Setelah percakapan itu, Guntur langsung beranjak ke ruang makan untuk makan malam.

  Keesokan harinya setelah pulang sekolah, ia tak langsung pergi ke warnet, tetapi ia pulang ke rumah terlebih dahulu untuk makan dan berganti pakaian. Setelah itu, Guntur langsung pergi ke warnet langganannya bersama beberapa teman sekelasnya (Joni, Angga, Tian, Budi). Selama menjadi pelanggan warnet itu, Guntur belum pernah mengalami pengalaman istimewa yang sampai menyentuh hatinya. Ia hanya mengalami pengalaman-pengalaman biasa saat berada di warnet, contohnya: Guntur pernah lupa membayar tarif warnet, flashdisk-nya pernah ketinggalan, download game ratusan MB tapi koneksi internetnya bermasalah saat proses download hampir selesai, dll.

Joni: Eh... temen facebook-ku udah ada 1000 orang lho. (dengan nada bangga)
Tian: Wow!
Guntur: Itu sih belum seberapa.. temen facebook-ku ada 4277 orang. Banyak banget kan?
Joni: Wih.... iya, banyak banget! Tapi follower-mu di twitter cuma 50 orang kan?
Guntur: Hahaha, ya.. follower-ku di twitter cuma segitu aja.
(Joni, Angga, Tian, dan Budi serempak tertawa)
Angga: Guntur kalah ya kalo soal banyak-banyakan follower twitter. (sambil tersenyum)
Budi: Kalo gitu, kamu pake cheat aja, Tur. Biar follower-mu banyak. (sambil menendang-nendang kaleng kosong di jalan)
Guntur: Emangnya game, pake cheat segala? Hahahaha.. kamu ada-ada aja.
Budi: Hehehe...
Tian: Temen-temen, bentar lagi kita sampe di warnet.
Guntur: Kita beli es dawet dulu yuk!! Siang ini cuacanya panas banget.

Selagi mereka membeli dan menikmati es dawet, datanglah dua teman mereka yang lain.
Dian: Kalian mau kemana sih?
Guntur: Kita mau ke warnet di sebelah sana. (sambil menunjuk warnet yang dimaksud)
Dian: Aku sama Jessica boleh ikutan gak?
Jessica: Iya... nanti kita juga ikut iuran bayar warnet kok.
Guntur: Oke, boleh. (menganggukkan kepala)
Angga: Dian, mau es dawet gak? Kalo mau, aku traktir aja.
Joni: Cieeee... Angga perhatian sama Dian. Jangan-jangan...
Tian: Angga ada rasa sama Dian. Ihirrr.....
Dian: Ya, aku mau es dawet. (dengan tersipu-sipu)
Angga: Oke deh, apa sih yang enggak buat kamu? (membeli es dawet untuk Dian)

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di warnet. Guntur memakai komputer nomor 4, Budi memakai komputer nomor 9, Angga memakai komputer nomor 15, dan Tian memakai komputer nomor 18. Sedangkan Dian memakai komputer nomor 1, Jessica memakai komputer nomor 7, dan Joni memakai komputer nomor 20.

Penjaga warnet: Wah, Guntur dateng sama rombongannya. Rejekiku hari ini tambah banyak nih... Biasanya Guntur main ke warnet cuma sendirian.
Guntur: (Sedang asyik membuat tugas sambil membuka twitter dan facebook) Hampir selesai nih tugas sekolahku. Tinggal aku save di flashdisk, terus di-print di rumah. Kan gratis kalo ngeprint di rumah. (Merogoh saku celana) Where is my flashdisk? Waduh ! Flashdisk-ku ketinggalan di lab komputer sekolah. Gimana ini?? Padahal tugasnya harus dikumpulin besok. (mondar-mandir gak jelas di lorong warnet). Di rumahku gak ada internet lagi.















Kemudian Guntur mendatangi teman-temannya untuk meminjam
flashdisk.
Guntur: Joni, aku pinjem flashdisk dong...
Joni      : Aku gak bawa flashdisk.
Guntur: Bud, boleh pinjem flashdisk-mu gak?
Budi    : Waduh.. flashdisk-ku ketinggalan di rumah.
Guntur pun juga meminjam flashdisk pada Tian, Angga, Dian, dan Jessica. Tetapi mereka tak membawa flashdisk. Akhirnya, Guntur mencoba meminjam flashdisk pada penjaga warnet.

Guntur: Mas, ada flashdisk gak? Kalo ada, aku pinjem. Soalnya lagi butuh untuk nyimpen tugas.
Penjaga warnet: Maaf dek, flashdisk-ku hilang entah dimana.
Guntur: Oooo.... ya udah deh. (tertunduk lesu)

  Dengan langkah gontai, Guntur kembali ke komputer nomor 4. Wajahnya terlihat pucat tak karuan. Sesampainya di komputer nomor 4, dia terdiam seribu bahasa dan tidak tahu apalagi yang harus dia lakukan.

   Tiba-tiba, tak ada angin, tak ada hujan,terdengar suara seorang gadis dari depan komputer yang dipakai Guntur. Gadis tersebut bernama Citra, suaranya terdengar lembut.

Citra: Kamu yang ada di komputer nomor 4, flashdisk-ku kamu pinjem aja. Kamu lagi butuh flashdisk kan?
Guntur: (Mulut ternganga karena kaget) Hah? Suara siapa itu? Iya, aku lagi butuh flashdisk. (Berjalan mencari asal suara tersebut, dan ternyata suara gadis itu dari komputer nomor 22)
Citra: Ini flashdisk-ku... (menyodorkan flashdisk di meja komputer) Boleh kamu pinjem kok.
Guntur: Hmmm... oke deh. (mengambil flashdisk milik Citra). Eh, kamu kok bisa tau kalo aku lagi butuh flashdisk?
Citra: Tadi aku denger kamu ngomong sama beberapa orang di warnet ini, kalo kamu mau pinjem flashdisk. Tapi habis itu, kamu balik ke komputer nomor 4 tanpa bawa flashdisk. Bener kan? (jelasnya panjang lebar sambil tersenyum)
Guntur: Ya, bener banget. Oh iya, flashdisk-mu ini aku kembaliin kapan?
Citra: Besok aja di warnet ini.
Guntur: Jam berapa?
Citra: Jam 5 sore.
Guntur: Oke, pasti aku kembaliin. Hmmm.. boleh kenalan gak? Masa dari tadi kita ngobrol, tapi gak saling kenal. Hehehe..
Citra: Boleh dong, namaku Citra. (bersalaman dengan Guntur)
Guntur: Namaku Guntur
        Sewaktu bersalaman, mereka saling bertatapan selama beberapa detik, entah apa yang dirasakan. Apakah ini pertanda cinta di saat jumpa yang pertama? Sepertinya iya !! Di saat itu, Guntur melihat ada sesuatu yang berbeda dari Citra. Yang dilihatnya tak sekedar kecantikan fisik Citra, namun lebih dari itu, ia melihat kecantikan dari dalam (inner beauty) yang dimiliki oleh Citra. Itulah yang membuat Guntur terpesona dan menyukai dia.


Guntur: Citra, flashdisk-mu aku bawa pulang dulu ya.
Citra: Ya, jangan sampai hilang.
Guntur: (Kembali ke komputer untuk melanjutkan dan menyimpan tugasnya)

 Entah mengapa hati Guntur berbunga-bunga saat bertemu dengan Citra, walaupun baru pertama kali bertemu.
   Satu jam kemudian, Guntur dan teman-temannya pulang ke rumah masing-masing. Mereka berjalan kaki kurang lebih 2 km jauhnya. Dalam perjalanan pulang, mereka berbincang-bincang.
Joni: Hayo Tur... Tadi di warnet kamu kenalan sama siapa?
Guntur: Ya sama cewek lah...
Joni: Kalo itu aku tau, tapi namanya siapa? (turun dari trotoar)
Guntur: Namanya Citra.
Joni: Ooo.... Citra Scholastika bukan? Hehehe...
Guntur: Bukan, kalo dia Citra Scholastika, aku pasti udah minta tanda tangannya. (mempercepat langkah kakinya)
Joni: Hahahaha.. Guntur, Guntur... ada-ada aja ya kamu.
Angga: Citra cantik gak, Tur? Hehehe..
Guntur: Ya, dia cantik. Inner beauty-nya itu lho.. yang bikin aku terpesona. (sambil tersenyum)
Angga: Cieeee... cinta pada pandangan pertama nih ye....
Jessica: Ihirrr.... Guntur lagi jatuh cinta.
Budi: (Menepuk pundak Guntur) Guntur, mungkin nantinya dia bisa jadi pacarmu. Kamu kan udah lama pengen punya pacar.
Guntur: Iya, bisa jadi gitu. Hehehehe...
Tian: Tapi kalo kamu udah punya pacar, jangan lupa sama kita-kita ya..
Guntur: Oke, aku gak akan lupa sama kalian.
Dian: Sip deh. (mengacungkan jempol)

     Malam harinya, sewaktu tidur, Guntur bermimpi bertemu dengan Citra. Dalam mimpi itu, dia dan Citra berada di sebuah taman bunga yang dipenuhi dengan kupu-kupu. Hanya Guntur dan Citra saja yang
ada di taman itu.

    Keesokan harinya, di depan pintu gerbang sekolah, Guntur dihadang oleh seorang anak yang terkenal nakal di sekolahnya.
Sony: Eits! Setorannya dulu dong... (mengulurkan tangan ke Guntur)
Guntur: Enak aja, apa hakmu minta setoran? Kita kan sama-sama murid sekolah.
Sony: Ah... jangan sok deh. Ayo bayar! (Dengan mata melotot)
Guntur: Enggak akan!! (menggelengkan kepala)
Sony: Kamu tau apa akibatnya kalo gak bayar setoran aku?
Guntur: Gak tau tuh, emang apa akibatnya?
Sony: (Berusaha memukul Guntur)
Guntur: (Menghindar dari pukulan Sony, lalu memasuki pintu gerbang sekolah)
Sony: Sialan!!! Dia bisa lolos dari gue.

   Tepat jam 5 sore, Guntur sudah berada di warnet untuk mengembalikan flashdisk kepunyaan Citra. Ia menyusuri lorong warnet itu dan mencari di komputer nomor berapa Citra memakai internet.
Guntur: Citra mana ya? (Mencari di deretan komputer nomor 1-12 dengan teliti) Ah.. ternyata dia ada di komputer nomor 10. Hai Citra... (berdiri di dekat komputer yang dipakai Citra)
Citra: Hai Guntur... (mengalihkan pandangannya dari layar komputer dan memandang Guntur)
Guntur: Citra, ini flashdisk-mu. Makasih ya..
Citra: (Mengambil flashdisk dari tangan Guntur) Ya, sama-sama. Eh, kamu sekolah dimana?
Guntur: Di SMA 4, kalo kalo kamu?
Citra: Aku sekolah di SMA 3.
Guntur: Oooo... kelas berapa?
Citra: Kelas XII, kalo kamu?
Guntur: Kelas XI.
Citra: Kamu kelas XI? Hahaha... (Mengetukkan jarinya ke meja) Berarti adik kelasku dong.
Guntur: Hehehe.. Iya, bener.


Kepribadian Citra yang hangat membuat hati Guntur luluh. Itu disebabkan karena Guntur memiliki kepribadian yang dingin. Berbulan-bulan lamanya, Guntur menjalin persahabatan dengan Citra, sekaligus melakukan pendekatan ke dia. Dan Citra pun juga mulai menyukai Guntur. Pada tanggal 15 November, Guntur sedang bersantai-santai di  taman kota. Tiba-tiba, dia melihat Citra yang sedang jalan-jalan di taman itu juga. Menurut Guntur, inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Citra.

Guntur: (Berjalan mendekati Citra)
Citra: Halo Guntur... Aku gak nyangka lho kalo kamu juga ada di taman ini. Biasanya kan kita sering ketemu di warnet, ini malah ketemu di taman kota. Hahaha
Guntur: Halo juga, hmmm... Citra, sebenernya....
Citra: Sebenernya apa? (menatap Guntur dengan tatapan heran)
Guntur: Aku suka sama kamu.
Citra: Hah? Serius??
Guntur: Iya, serius. Mau gak kamu jadi pacarku?
Citra: Mau, sebenernya aku juga suka sama kamu, Tur..
Guntur: Wah, berarti kita sama-sama suka dong... Ayo kita jalan-jalan bareng di taman ini ! (menggandeng tangan Citra)
Citra: Ayo, tapi jangan lama-lama ya.. Soalnya sebentar lagi aku ada acara.
Guntur: Ya

Kemudian mereka berdua jalan-jalan di taman sambil bergandengan tangan. Sembari menikmati keindahan
taman kota, Guntur dan Citra berbincang-bincang tentang banyak hal.


30 menit kemudian...
Citra: Guntur, aku pergi dulu ya.. Ada acara nih.
Guntur: Iya, ati-ati di jalan ya...

Selama 3 minggu, hubungan cinta antara Guntur dan Citra berlangsung baik-baik saja, dan tentunya makin romantis. Pada suatu siang yang agak panas, di rumah Guntur, Citra mengajari Guntur pelajaran kimia. Karena sebenarnya Guntur lemah di pelajaran tersebut. Tiba- tiba, kakaknya Guntur yang bernama Randy pulang ke rumah. Dia bekerja di luar pulau dan menyempatkan diri untuk pulang.

Randy: Hai Guntur, aku bawa oleh-oleh nih.
Guntur: Hai Mas Randy, makasih ya. Kenalin, ini pacarku, namanya Citra.
Randy: Lho??? Citra, kamu kok ada disini? (dengan mata terbelalak) Kenapa kamu pacaran sama adikku? Kamu kan pacarku. Gimana sih? (emosi Randy meluap-luap)
Citra: Disini aku ngajari pelajaran kimia ke Guntur. MaafRandy, aku gak tau kalo ini adikmu. Aku pacaran sama dia juga untuk menghilangkan kesepian, karena kamu terlalu lama kerja di luar pulau.
Guntur: Citra! Kenapa kamu gak ngasih tau ke aku kalo kamu udah punya pacar? Kalo kamu ngasih tau, dulu aku gak bakalan nembak kamu. Mas Randy, aku minta maaf. Aku beneran gak tau kalo Citra ini pacarmu. 
Citra: Maaf, Tur.. Aku gak ngasih tau itu ke kamu karena aku gak mau ngecewain kamu. Hiks.. hiks.. hiks...
Randy: Hmmm.... gini aja Citra, kamu pilih dia (menunjuk Guntur) atau aku? Mungkin ini keputusan yang sulit buat kamu. Gak mungkin kan kamu pacaran sama 2 orang sekaligus?
Citra: Betul juga katamu, aku gak mungkin pacaran sama 2 orang sekaligus. Jadi aku harus milih. Beri aku waktu untuk memilih salah satu orang di antara kalian berdua.

(Guntur dan Randy harap-harap cemas menunggu keputusan Citra)

5 menit kemudian.
Citra: Aku pilih Guntur, karena aku lebih cinta sama dia.
Guntur: Horeee.... (tersenyum lebar dan melonjak kegirangan)

Akhirnya, mereka berdua pun berpacaran.

TAMAT