Sebagian besar orang pasti mempunyai cita-cita, terutama anak-anak dan remaja. Cita-cita yang paling mainstream di kalangan anak-anak yaitu menjadi dokter, guru, tentara, superhero, dan polisi. Sekedar share, dulu waktu SD sampai SMP aku pernah punya cita-cita jadi penjual es krim, petugas kebun binatang, dan pemadam kebakaran. Sedangkan di kalangan remaja cita-citanya lebih variatif, yaitu menjadi arsitek, pengusaha, designer, psikolog, programmer, akuntan, dll. Variasi ini disebabkan oleh berkembangnya pola pikir remaja dalam menentukan ingin berprofesi sebagai apa kelak (lebih bagus jika cita-cita yang sesuai bakat & minatnya). Maka dari itu, remaja punya pandangan yang lebih luas tentang cita-cita dan mungkin aja beralih dari cita-cita masa kecilnya.
Tapi tak bisa dipungkiri kalau ada sebagian anak-anak dan remaja yang belum punya cita-cita. Aku pun dulu pernah mengalami yang namanya belum punya cita-cita. Karena waktu itu aku tak punya gambaran mau jadi apa nantinya. Kadang aku juga merasa bersalah dan aneh karena belum memiliki cita-cita. Tapi setelah dipikir-pikir, ternyata tak ada salahnya belum punya cita-cita. Karena cepat / lambat dan seiring berjalannya waktu, pasti orang-orang yang belum memiliki cita-cita bisa memiliki cita-cita. Mungkin aja setelah mengerjakan & membaca hasil psikotest tentang dunia kerja / kecerdasan / bakat, kita yang belum punya cita-cita bisa mempunyai cita-cita.
Saat melakukan sesuatu yang memang itu hobi / passion kita, semoga kita bisa punya pandangan tentang cita-cita di masa depan kelak, tentunya yang sesuai bakat n' minat kita. Misalnya menulis novel, melukis, menyanyi, bermain musik, menggambar, memasak, desain grafis, berbisnis, dsb. Dalam meraih cita-cita diperlukan usaha tertentu. Contoh usaha dalam meraih cita-cita: bila ingin menjadi pelukis, maka harus sering berlatih melukis dan mengeksplor gaya lukisan yang baru, mungkin juga ikut kursus melukis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar