Di saat remaja ini ada beberapa momen masa kecilku yang terkuak begitu saja dari alam pikiran. Misalnya jaman bahola saat aku masih TK dan sekeluargaku tinggal di rumah nenek. Ada tetanggaku yang bernama Bimo, kami sering main polisi-polisian. Senjatanya pakai sandal seingatku, hehehe. Biasanya dia yang sering jadi polisinya, sedangkan aku jadi malingnya. Berkejaran dalam polisi-polisian itu emang melelahkan tapi mengasyikkan, dan memacu adrenalin. Sekalian olahraga lari gitu, hehe.. Gak tau deh apakah dia sekarang jadi polisi beneran.
Kalo soal main layang-layang, dulu itu yang jelas mainnya pas musim layangan, alias waktu musim kemarau & banyak angin. Sering banget tuh dulu aku beli layangan & benang layangannya sekalian. Masang benang ke layangan aja awalnya diajari temen. Jarang sekali aku bisa menerbangkan layangan sampai tinggi sekali di angkasa. Karena skill main layang-layangku tergolong pas-pasan. Bagaimanapun, bagiku dulu tetap menyenangkan main layangan. Ada istilah "ampatan", dimana kalau ada dua layangan yang berdekatan di langit itu saling bertarung dengan benangnya masing-masing, layang-layang yang putus itu yang kalah. Waktu main layangan tentunya sering mengalami "tumangsang" (bahasa Jawanya "tersangkut") di pohon atau genteng rumah.
Terakhir, aku mau membahas tentang permainan kotak pos yang dulu waktu kecil sering kami mainkan.
Lagunya begini:
Kotak pos yang belum diisiMisal milih huruf G, lantas kita harus memilih kata yang huruf awalnya G (contoh. Gorilla). Kemudian menyanyi lagu ini:
Mari kita isi dengan isi-isian
Mbak ook minta huruf apa?
Mbak ook minta huruf GTrus aku lupa kelanjutan permainannya gimana. :D
Lama-lama menjadi gorilla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar